Pengertian Dasar
Ruang Sampel adalah himpunan semua kemungkinan hasil dari suatu percobaan, biasanya dilambangkan dengan S. Kejadian adalah suatu himpunan bagian dari ruang sampel. Kejadian dapat terdiri dari satu titik sampel yang disebut kejadian sederhana, sedangkan kejadian yang terdiri dari lebih dari titik sampel disebut kejadian majemuk. Jadi kejadian majemuk merupakan gabungan dari beberapa kejadian sederhana. Ruang nol adalah himpunan bagian ruang sampel yang tidak memuat anggota. Elemen / anggota dari ruang sampel dinamakan titik sampel.
Gambar 1 merupakan diagram ruang sampel S={a, b, c, d, e, f, g} yang terdiri dari titik sampel a, b, c, d, e, f, dan g. Kejadian A={a, b, c}, kejadian B={b, c, d, e}, kejadian C={c, d, f}, dan D={e} merupakan kejadian bagian dari ruang sampel S.
Irisan dua kejadian
A dan B, dinotasikan dengan A N B, adalah kejadian yang memuat semua titik sampel yang ada di A dan juga ada di B. Dua kejadian A dan B dikatakan kejadian saling terpisah (saling asing) apabila dua kejadian tersebut tidak memiliki unsur persekutuan, atau A N B = { }. Untuk ruang sampel pada Gambar 1.1.1, A N B = {b, c}, A N C = {c}, A N D = { }, B N C = {c, d}, B N D = {e}, dan C N D = { }. Kejadian A dan D dikatakan saling terpisah.
A dan B, dinotasikan dengan A N B, adalah kejadian yang memuat semua titik sampel yang ada di A dan juga ada di B. Dua kejadian A dan B dikatakan kejadian saling terpisah (saling asing) apabila dua kejadian tersebut tidak memiliki unsur persekutuan, atau A N B = { }. Untuk ruang sampel pada Gambar 1.1.1, A N B = {b, c}, A N C = {c}, A N D = { }, B N C = {c, d}, B N D = {e}, dan C N D = { }. Kejadian A dan D dikatakan saling terpisah.
Gabungan dua kejadian
A dan B, dinotasikan dengan A U B , adalah kejadian yang memuat semua titik sampel yang ada di A atau B. Untuk ruang sampel pada Gambar 1.1.1, A U B = {a, b, c, d, e}, A U C = {a, b, c, d, f}, A U D = {a, b, c, e}, B U C = {b, c, d, e, f}, B U D = {b, c, d, e}, dan C U D = {c, d, e, f}.
A dan B, dinotasikan dengan A U B , adalah kejadian yang memuat semua titik sampel yang ada di A atau B. Untuk ruang sampel pada Gambar 1.1.1, A U B = {a, b, c, d, e}, A U C = {a, b, c, d, f}, A U D = {a, b, c, e}, B U C = {b, c, d, e, f}, B U D = {b, c, d, e}, dan C U D = {c, d, e, f}.
Komplemen suatu kejadian
A, dinotasikan dengan A', adalah himpunan semua titik sampel di S yang bukan anggota A. Untuk ruang sampel pada Gambar 1.1.1, A' = {d, e, f, g} dan B' = {a, f, g} .
A, dinotasikan dengan A', adalah himpunan semua titik sampel di S yang bukan anggota A. Untuk ruang sampel pada Gambar 1.1.1, A' = {d, e, f, g} dan B' = {a, f, g} .
Contoh 1.1.1
Pada percobaan pelemparan sebuah dadu, kemungkinan hasil percobaannya adalah:
- Jika ditinjau dari angka yang muncul maka ruang sampelnya adalah
S = {1, 2, 3, 4, 5, 6}
Elemen 1, 2, 3, 4, 5, atau 6 merupakan titik sampel.
- Jika ditinjau dari keadaan angkanya maka ruang sampelnya adalah
Elemen genap atau gasal merupakan titik sampel.
Contoh 1.1.2
Pada percobaan pengambilan sebuah kartu bridge, kemungkinan hasil percobaannya adalah
- Jika ditinjau dari jenis kartu maka ruang sampelnya adalah
S = {♠, ♣, ♥, ♦}
- Jika ditinjau dari warna kartu maka ruang sampelnya adalah
Contoh 1.1.3
Percobaan pelemparan 2 buah mata dadu, ruang sampel-nya adalah
S = {(1,1), (1,2), (1,3), (1,4), (1,5), (1,6),
(2,1), (2,2), (2,3), (2,4), (2,5), (2,6),
(3,1), (3,2), (3,3), (3,4), (3,5), (3,6),
(4,1), (4,2), (4,3), (4,4), (4,5), (4,6),
(5,1), (5,2), (5,3), (5,4), (5,5), (5,6),
(6,1), (6,2), (6,3), (6,4), (6,5), (6,6)}
Jika A adalah kejadian munculnya dadu dengan jumlah mata dadu sama dengan 1 maka A = { }, kejadian mustahil.
Jika B adalah kejadian munculnya dadu dengan jumlah mata dadu sama dengan 7 maka B = {(1,6), (2,5), (3,4), (4,3), (5,2), (6,1)}.
Jika C adalah kejadian munculnya dadu dengan jumlah mata dadu sama dengan 11 maka C = {(5,6), (6,5)}.
Jika D adalah kejadian munculnya mata dadu pertama adalah 5 maka
D = {(5,1), (5,2), (5,3), (5,4), (5,5), (5,6)}.
Irisan kejadian A dan B adalah A N B = {}.
Irisan kejadian B dan C adalah B N C = {}.
Irisan kejadian C dan D adalah C N D = {(5, 6)}.
Gabungan kejadian A dan B adalah A U B = {(1,6), (2,5), (3,4), (4,3), (5,2), (6,1)} = B.
Gabungan kejadian B dan C adalah B U C = {(1,6), (2,5), (3,4), (4,3), (5,2), (6,1), (5,6), (6,5)}.
Gabungan kejadian C dan D adalah C U D = {(5,1), (5,2), (5,3), (5,4), (5,5), (5,6), (6,5)}.
Kaidah Pencacahan
Untuk menentukan jumlah titik
sampel yang ada dalam ruang sampel diperlukan prinsip dasar menghitung,
diantaranya kaidah penjumlahan, kaidah perkalian, permutasi dan
kombinasi. Dalam menghitung banyaknya elemen ruang sampel dikenal dua
prinsip penghitungan dasar (basic counting principles), yaitu: Kaidah Perkalian (Rule of Product) dan Kaidah Penjumlahan (Rule of Sum).
Kaidah Perkalian
Sebelum menuju ke kaidah
perkalian kita awali dengan pengamatan percobaan sederhana. Sebuah
diagram pohon dapat digunakan dalam perhitungan ruang sampel. Misalnya
pada percobaan 2 kali pelemparan sebuah mata uang. Himpunan hasil yang
mungkin dapat diperoleh oleh seluruh garis yang ditunjukkan dalam
diagram pohon berikut.
Gambar 1.2.1 Diagram pohon untuk dua kali lemparan mata uang
Dalam setiap percobaan ada 2 kemungkinan hasil angka (A) atau gambar (G). Percobaan dengan 2 kali pelemparan mata uang didapat hasil sebanyak 22 = 4 buah titik sampel. Jadi ruang sampel S = {GG, GA, AG, AA}.
Contoh 1.2.1
Jika dari kota A menuju kota B ada 3 jalan yaitu jalur p, q, atau r sedangkan dari kota B ke kota C ada 2 jalan yaitu jalur a atau b maka dari kota A ke kota C dapat ditempuh melalui 3 x 2 jalur yang berbeda, yaitu:
S = { (p ,a), (p ,b), (q ,a), (q ,b), (r ,a), (r ,b) }
Selanjutnya akan kita pelajari suatu kaidah yang berkaitan dengan percobaan seperti contoh di atas.
Dalam melakukan dua percobaan, kaidah perkalian mengatakan bahwa:
Jika satu percobaan memiliki m hasil yang mungkin dan percobaan yang lain memiliki n hasil yang mungkin, maka jika dua percobaan tersebut dilakukan bersamaan memiliki mn hasil yang mungkin.
Secara umum, dikatakan bahwa:
Misalkan r percobaan dapat dilakukan. Jika percobaan ke-i memiliki ni hasil yang mung-kin, 1ir, maka jika semua percobaan itu dilakukan bersamaan memiliki n1, n2, n3, ..., nr hasil yang mungkin.
Contoh 1.2.2
Sebuah komite yang
terdiri atas 2 orang masing-masing mewakili siswa kelas 1 dan kelas 2
akan dipilih. Jika calon dari kelas 1 ada 6 orang dan calon dari kelas 2
ada 4 orang, maka ada 6 × 4 = 24 komite berbeda yang dapat dipilih.
Contoh 1.2.3
Bila sepasang dadu dilemparkan sekali, berapa banyak titik sampel dalam ruang sampelnya ?.
Penyelesaian :
Jika sepasang dadu dilemparkan satu kali maka dadu pertama akan muncul 6 cara sedangkan dadu kedua .akan muncul 6 cara juga
Dengan demikian, sepasang dadu tersebut dapat terjadi dalam 6 × 6 = 36 cara.
Contoh 1.2.4
Sebuah dadu dan sebuah uang logam dilempar secara bersamaan, hasil yang mungkin adalah:
- Untuk dadu; jika hasil dari lemparan mata dadu adalah 1, 2, 3, 4, 5, 6, maka ada 6 hasil yang mungkin,
- Untuk uang logam; jika hasil lemparan uang logam ada gambar dan angka, maka ada 2 hasil yang mungkin.
Sehingga dengan kaidah perkalian diperoleh banyaknya elemen dari ruang sampel ada 6 × 2 = 12 hasil yang mungkin.
Contoh 1.2.5
Diketahui empat angka 1, 3, 4, 9 tentukan banyaknya bilangan yang dapat dibuat dari angka tersebut yang terdiri dari
a. 2 angka / digit.
b. 2 angka tetapi tidak boleh ada angka yang sama.
Penyelesaian :
a. Untuk mempermudah sediakan dua kotak yang akan diisi jumlah kemungkinan tiap kotak, yaitu kotak pertama untuk letak angka puluhan dan kotak kedua untuk angka satuan.
Gambar 1.2.2 Menyusun dua angka pada deretan dua kotak
Kotak pertama
ada 4 kemungkinan angka. Kotak kedua ada 4 kemungkinan, karena angka
yang muncul di kotak pertama boleh muncul di kotak kedua. Jadi banyaknya
bilangan yang dimaksud adalah 4 × 4 = 16.
b. Dengan
cara yang sama dengan penyelesaian soal 1, tetapi karena tidak boleh
sama angkanya maka kalau angka puluhan sudah muncul kemungkinan angka
satuannya berkurang satu dan jumlah kemungkinannya adalah 4 × 3 = 12.
Kaidah Penjumlahan
Dalam melakukan dua percobaan, kaidah penjumlahan mengatakan bahwa:
Jika satu percobaan memiliki m hasil yang mungkin dan percobaan yang lain memiliki n hasil yang mungkin, maka ada m+n hasil yang mungkin jika tepat satu percobaan dilakukan.
Secara umum, dikatakan bahwa:
Misalkan r percobaan dapat dilakukan. Jika percobaan ke-i memiliki ni hasil yang mungkin, maka ada n1+n2+n3+…+nr hasil yang mungkin jika tepat satu percobaan dilakukan.
Contoh 1.2.6
Sebuah bola diambil dari
sebuah mangkuk yang berisi 4 bola merah dan dari sebuah kaleng yang
berisi 6 bola putih yang masing-masing bernomor. Hasil yang mungkin
adalah: untuk mangkuk ada 4 hasil dan untuk kaleng ada 6 hasil.
Sehingga dengan kaidah penjumlahan, hasil yang mungkin ada 4 + 6 = 10.
Contoh 1.2.7
Sebuah program komputer
memiliki input yang valid berupa sederetan huruf atau angka yang disebut
string. String ini hanya terdiri dari 4 huruf atau angka, atau panjang
string adalah 4. Berapa banyak input untuk program tersebut yang
mungkin?
Penyelesaian:
- Jika huruf atau angka dalam sebuah string boleh sama, maka: String huruf ada sebanyak : 26×26×26×26 = (26)4 = 456.976. String angka ada sebanyak: 10×10×10×10 = (10)4 = 10.000. Sehingga dengan kaidah penjumlahan, banyaknya string input adalah 456.976 + 10.000 = 466.976
- Jika huruf atau angka dalam sebuah string tidak boleh sama, maka: String huruf ada sebanyak : 26×25×24×23 = 358.800.String angka ada sebanyak: 10×9×8×7 = 5.840.Sehingga dengan kaidah penjumlahan, banyaknya string adalah 358.800 + 5.840 = 364.640
Permutasi Dan Kombinasi
Dalam
pembahasan permutasi dan kombinasi, kita awali dengan suatu ekspresi
yang sering dipakai dalam matematika, yaitu faktorial.
Notasi Faktorial
Hasil kali dari bilangan-bilangan bulat positif dari 1 sampai dengan n, yaitu
1×2×3×4 · … × (n-2) × (n-1) ×n
sering digunakan dalam matematika. Dan selanjutnya buat definisi sebagai berikut.
Definisi 1.3.1
Untuk sembarang bilangan bulat ,
n faktorial yang ditulis n!, didefinisikan sebagai:
n faktorial yang ditulis n!, didefinisikan sebagai:
n! = n × (n-1) × (n-2) × … ×3×2×1
Dan didefinisikan 0!=1.
Dari definisi n!, dapat dicari persamaan berikut ini.
Contoh 1.3.1
4! = 4×3×2×1 = 24.
6! = 6.5! = 6×5×4×3×2×1 = 720.
Notasi faktorial ini akan sering digunakan dalam pembahasan tentang permutasi dan kombinasi yang akan dibahas berikut ini.
Permutasi
Permutasi Tanpa Pengulangan
Permutasi
berkaitan dengan pengaturan suatu susunan yang dibentuk oleh
keseluruhan atau sebagian dari sekumpulan objek tanpa ada pengulangan.
Susunan pada permutasi memperhatikan urutannya.
Contoh 1.3.2
Untuk mengatur 3 huruf
A, B dan C secara berurutan, didapat hasil yang mungkin adalah : ABC,
ACB, BAC, BCA, CAB, dan CBA. Masing-masing urutan ini dinamakan permutasi dari 3 obyek berbeda yaitu: A, B dan C. Jadi banyaknya permutasi dari 3 obyek berbeda ada 6.
Misal, diberikan n obyek berbeda. Banyaknya permutasi n obyek tersebut dapat dihitung sebagai berikut:
- untuk mengisi posisi urutan pertama ada n cara berbeda,
- untuk mengisi posisi urutan kedua ada n-1 cara berbeda,
- untuk mengisi posisi urutan ketiga ada n-2 cara berbeda,
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
- untuk mengisi posisi urutan ke-r ada n-(r-1) cara berbeda,
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
- untuk mengisi posisi urutan ke-n ada n-(n-1)=1 cara berbeda.
Sehingga dengan kaidah perkalian diperoleh banyaknya permutasi adalah
n×(n-1) ×(n-2) ×(n-3) × … × 3×2×1 = n!
Definisi 1.3.2
Suatu pengaturan susunan/urutan r objek tanpa pengulangan yang dibentuk dari n objek berbeda, dengan n lebih besar sama dengan r, dinamakan permutasi r objek dari n objek.
Banyaknya permutasi ini disimbulkan dengan P(n,r).
Jika r=n maka banyaknya permutasi n objek yang berbeda adalah P(n,n) = n!. Lihat penjelasan sebelum definisi dan definisi dari permutasi.
Contoh 1.3.3
Jika
di suatu kantor ada 3 orang yang akan menduduki jabatan Kepala,
Sekretaris, dan Bendahara, maka ada berapa cara dapat dibuat susunan
jabtan tersebut.
Ada 3 orang yang akan disusun urutan masing-masing sebagai Kepala, Sekretaris, dan Bendahara. Jadi ada 3 objek diambil 3 untuk dibuat suatu urutan jabatan. Oleh karena itu, susunan yang dapat dibuat ada sebanyak .
Teorema 1.3.1
Banyaknya permutasi r obyek yang diambil dari n obyek berbeda adalah
Bukti:
Setiap permutasi r obyek memuat r posisi berurutan. Untuk mengisi posisi pertama sampai posisi ke-r secara berurutan dapat dilakukan dengan : n, n-1, n-2, n-3, …, n-(r-1) cara. Sehingga untuk mengisi r posisi urutan sekaligus diperlukan:
(n)(n-1)(n-2)(n-3)…(n-(r-1)) =
=
Contoh 1.3.4
Dua kupon diambil dari 5 kupon untuk menentukan hadiah pertama dan kedua. Hitung banyaknya titik sampel dalam ruang sampelnya.
Penyelesaian :
Misal 1,2,3,4,5 menyatakan nomor
kupon. Akan diambil dua nomor berbeda yang tidak boleh kembar untuk
disusun / dimasukkan ke dalam sederetan kotak XY. Nomor yang ada pada
kotak X adalah nomor yang mendapatkan hadiah pertama, sedangkan yang ada
dalam kotak Y adalah nomor yang mendapatkan hadiah ke dua. Karena itu,
permasalahan ini sama dengan permutasi 2 objek dari 5 buah objek yang
berbeda. Sehingga banyak titik sampel adalah
Contoh 1.3.5
Seorang sekretaris ingin
menyusun 6 buah buku laporan semesteran dan 3 buah buku laporan tahunan
dalam satu rak berjajar. Setiap jenis buku laporan harus berdekatan.
Berapa banyak cara sekretaris tersebut menyusun buku?.
Penyelesaian :
Disini dipunyai dua kelompok buku laporan, yaitu buku laporan semesteran dan buku laporan tahunan.
Pengaturan dua jenis buku laporan ini ada sebanyak cara.
Oleh karena setiap jenis buku laporan harus berdekatan, pengaturan pada setiap jenis buku laporan dilakukan sebagai berikut:
- Jenis buku laporan semesteran: ada 6 buah buku laporan semesteran yang berbeda dan akan ditata berderetan. Permasalahan ini sama dengan mengambil 6 buah objek dari 6 objek yang berbeda. Sehingga banyaknya pengaturan buku laporan semesteran ada sebanyak .
- Jenis buku laporan tahunan: ada 3 buah buku laporan tahunan yang berbeda dan akan ditata berderetan. Permasalahan ini sama dengan mengambil 3 buah objek dari 3 objek yang berbeda. Sehingga banyaknya pengaturan buku laporan tahunan ada sebanyak .
Karena ini merupakan
tiga buah kejadian yang terjadi secara bersamaan, berlaku kaidah
perkalian. Oleh karena itu, banyaknya pengaturan buku laporan tersebut
ada sebanyak 27206 = 8.640 cara.
Contoh 1.3.6
Profesor Amir memiliki
koleksi buku yang terdiri atas: 5 buku Matematika, 4 buku Statistika, 3
buku Fisika dan 2 buku Kimia, diatur berjajar dalam sebuah rak buku
sehingga buku yang memiliki subyek sama berkumpul. Tentukan ada berapa
pola pengaturan yang mungkin?.
Penyelesaian:
Silahkan dicoba untuk melakukan penghitungan sendiri. Cara menghitung mirip dengan pada contoh sebelum ini.
Permutasi dengan pengulangan merupakan permutasi r objek dari n buah objek yang tidak harus berbeda. Beda dengan sebelumnya yang n buah
objeknya berbeda. Sebelum menghitung banyaknya permutasi dengan
pengulangan ini, terlebih dahulu kita lihat contoh berikut ini.
Contoh 1.3.7
Tentukan ada berapa cara untuk menyusun berjajar huruf-huruf yang terdapat dalam sebuah kata "PEPPER"!
Penyelesaian:
Jika 3 huruf P dan 2 huruf E dapat dibedakan, maka ada sebanyak cara berbeda yang mungkin.
Akan tetapi, jika 3 huruf P
tidak dapat dibedakan, maka 3! susunan yang dibentuk dari 3 huruf P
diwakili/dihitung satu saja. Sehingga banyaknya susunan yang ada harus
dibagi 3!, akibat 3 huruf P yang kembar.
Secara sama, jika 2 huruf E
tidak dapat dibedakan, maka 2! susunan yang dibentuk dari 2 huruf E
diwakili/dihitung satu saja. Sehingga banyaknya susunan yang ada harus
dibagi lagi dengan 2!, akibat 2 huruf E yang kembar.
Jadi banyaknya cara menyusun menyusun huruf-huruf tersebut ada sebanyak
Secara umum, kasus seperti
contoh di atas membawa kita kepada teorema berikut ini. Pada buku ini,
teorema tersebut tidak disertai dengan bukti.
Teorema 1.3.2
Banyaknya permutasi dari n objek yang terdiri dari n1 objek sama, n2 objek sama, …, nr objek sama, dengan n1+ n2+ n3 + … + nr
n, adalah
n, adalah
Contoh 1.3.8
Sebanyak 9 bola yang
terdiri dari 4 bola berwarna merah, 3 bola berwarna kuning, dan 2 bola
berwarna biru. Semua bola dimasukkan kedalam sebuah tabung kaca dan
membentuk deretan bola memanjang dalam tabung kaca. Tentukan ada berapa
pola warna deretan bola yang mungkin!.
Penyelesaian:
Sebagai ilustrasi, salah satu bentuk susunan bola tersebut adalah
Karena 4 bola merah, 3 bola kuning, dan 2 bola biru tak dapat dibedakan, maka ada sebanyak
pola warna susunan bola.
Contoh 1.3.9
Berapa
banyak susunan yang berbeda bila ingin membuat serangkaian lampu hias
untuk pohon natal dari 3 lampu merah, 4 lampu kuning, dan 2 lampu biru.
Penyelesaian :
Permasalahan ini identik dengan
menyusun sederetan 9 buah objek, dengan 3 buah objek sama, 4 buah objek
lainnya lagi sama, dan 2 buah objek lainnya lagi sama. Oleh karena itu,
banyaknya susunan lampu hias pada pohon tersebut ada sebanyak
Contoh 1.3.10
Berapa banyak cara 7 orang dapat menginap dalam 1 kamar tripel dan 2 kamar doubel?.
Penyelesaian :
Untuk mempermudah penyelesaian, dimisalkan:
- T menyatakan kamar tripel (memuat 3 orang).
- D1 menyatakan kamar doubel yang pertama (memuat 2 orang).
- D2 menyatakan kamar doubel yang kedua (memuat 2 orang).
- Ketujuh orang tersebut diberi nama A, B, C, D, E, F, dan G.
- Orang A, B, dan C berada dikamar T.
- Orang D dan E berada di kamar D1.
- Orang F dan G berada di kamar D2.
- Membagi 3 buah objek T ke orang A, B, dan C.
- Membagi dua buah objek D1 ke orang D dan E.
- Membagi dua buah objek D2 ke orang F dan G.
Sehingga banyaknya susunan 7 orang tersebut menginap ada
Permutasi siklik
berkaitan dengan penyusunan sederetan objek yang melingkar. Sebagai
gambaran adalah susunan duduk dari beberapa orang pada meja bundar.
Permutasi ini juga dikenal dengan permutasi melingkar.
Sebagai ilustrasi, misal ada tiga orang A, B, dan C akan didudukan dalam meja bundar seperti Gambar 1.3.1.
(a)
|
(b)
|
(c)
|
Gambar 1.3.1 Permutasi siklik tiga objek
|
Susunan pengaturan duduk pada
Gambar 1.3.1(a) dianggap sama dengan susunan pada Gambar 1.3.1 (b) dan
Gambar 1.3.1 (c). Karena pada ketiga gambar tersebut, orang yang berada
sebelah kiri A adalah C, dan disebelah kanan A adalah B. Atau orang yang
berada pada sebelah kira dan kanan 'kita' adalah sama pada susunan
gambar tersebut. Sehingga tiga buah susunan semacam ini dianggap satu.
Jika ilustrasi di atas dikembangkan untuk n buah objek yang disusun dalam deretan melingkar, maka akan ada n susunan yang sama dan harus dihitung sekali, dengan kata lain harus dibagi dengan n. Hal ini akan membawa kita pada teorema berikut ini. Bukti teorema tidak disertakan dalam buku ini.
Teorema 1.3.3
Banyaknya permutasi siklik dari n objek yang disusun dalam bentuk deretan melingkar adalah
Contoh 1.3.11
Tentukan banyaknya menempatkan 5 orang duduk melingkar pada meja bundar dengan 5 kursi.
Ini adalah permasalahan permutasi siklis dengan 5 objek, sehingga banyaknya cara menempatkan 5 orang duduk melingkar adalah
Contoh 1.3.12
Jika kita mempunyai 7 permata dan ingin ditempatkan pada gelang, maka ada berapa kemungkinan gelang yang dapat dibuat.
Banyak cara menempatkan permata adalah
Contoh 1.3.13
Pada
suatu pertemuan keluarga, ada 5 pasang suami-istri yang akan duduk pada
meja makan yang melingkar dengan 10 kursi. Berapa susunan duduk pada
pertemuan makan tersebut jika setiap pasang suami istri selalu
berdampingan.
Anggaplah sepasang suami istri
adalah sebuah objek, karena selalu berdampingan. Oleh karena itu,
banyaknya susunan duduk untuk 5 objek melingkar adalah Akan tetapi,
dari setiap pasang suami istri cara duduknya dapat ditukar, dan ini
masih menjamin suami-istri duduk berdampingan.
Sehingga banyaknya cara duduk pada pertemuan makan keluarga tersebut adalah 24×2×2×2×2×2 = 768.
Kombinasi
Didalam permutasi urutan
dari suatu susunan diperhatikan, misal susunan ABC dan BCA dianggap
berbeda. Didalam kombinasi dua susunan tersebut dipandang sama. Sebagai
gambaran, tim bola voli terdiri dari Anton, Budi, Cecep, Dede, Erik, dan
Fery. Karena ini merupakan tim bola voli maka urutannya dibalik
dianggap sama, atau dengan kata lain urutan tidak diperhatikan.
Suatu kombinasi r unsur yang diambil dari n unsur yang berlainan adalah suatu pilihan dari r unsur tanpa memperhatikan urutannya (r
≤ n).
≤ n).
Definisi 1.3.3
Suatu pengaturan susunan r objek yang dibentuk dari n objek berbeda tanpa memperhatikan urutan, dengan , dinamakan kombinasi r objek dari n objek.
Banyaknya kombinasi ini disimbulkan dengan atau .
Contoh 1.3.14
Tentukan kombinasi 3 huruf yang diambil dari 4 huruf A, B, C, dan D.
Kombinasi tersebut adalah: ABC, ABD, ACD, dan BCD. Banyaknya kombinasi ada 4.
Pada contoh di atas, susunan
ABC, ACB, BAC, BCA, CAB, dan CBA dianggap sama atau dihitung satu.
Sehingga kalau dalam permutasi dihitung 3!, namun didalam kombinasi
susunannya dianggap sama dan dihitung satu. Oleh karena itu, banyaknya
kombinasi sama dengan banyaknya permutasi dibagi dengan r! = 3!.
Hal tersebut di atas, akan membawa kepada teorema berikut ini.
Teorema 1.3.4
Untuk sembarang bilangan bulat positip n dan bilangan tak negatip r, dengan rn, banyaknya kombinasi r obyek yang diambil dari n obyek berbeda adalah
Jika urutan dalam r elemen diperhatikan, maka ada nPr hasil berbeda. Karena kombinasi tidak memperhatikan urutan, maka seluruh permutasi r elemen tertentu dalam himpunan n elemen yaitu sebanyak r! pola diwakili salah satu saja. Jadi banyaknya kombinasi adalah
Contoh 1.3.15
Sebuah tim bola voli inti diseleksi dari sebanyak 10 kandidat anggota. Berapakah banyaknya konfigurasi tim inti yang mungkin?.
Penyelesaian:
Karena dalam tim tidak dikenal urutan, masalah ini identik dengan masalah menghitung kombinasi 6 obyek yang diambil dari 10 obyek berbeda. Jadi ada sebanyak
konfigurasi tim inti.
Contoh 1.3.16
Club Catur " Harapan " akan mengirimkan 2 orang pemain catur dari 10 pemain caturnya dalam suatu turnamen catur nasional. Berapa banyak kemungkinan susunan 2 orang pemain catur yang dikirim tersebut.
Penyelesaian :
Masalah
pemilihan 2 pemain catur termasuk dalam masalah kombinasi, karena tanpa
memperhatikan urutan anggotanya. Sehingga untuk soal ini adalah
kombinasi 2 dari 10 orang, atau
Contoh 1.3.17
Empat tim bulu tangkis
ganda disusun dari sejumlah 8 pemain. Tentukan banyaknya konfigurasi
yang mungkin, jika setiap pemain hanya bermain pada satu tim?.
Penyelesaian:
- Untuk memilih tim pertama ada sebanyak .
- Untuk memilih tim kedua ada
- Untuk memilih tim ketiga ada .
- Untuk memilih tim keempat ada
Jadi dengan kaidah perkalian banyaknya konfigurasi adalah
2.520
Contoh 1.3.18
Diketahui klub Tenis yang terdiri 15 putra dan 10 putri
- tentukan banyak kemungkinan pengiriman delegasi yang terdiri dari 5 orang.
- tentukan banyaknya kemungkinan pengiriman delegasi terdiri dari 3 putra dan 2 putri.Penyelesaian :
- Masalah pemilihan delegasi termasuk dalam masalah kombinasi. Karena tanpa memperhatikan urutan anggotanya, sehingga untuk soal ini identik dengan kombinasi 5 dari 25 orang, yaitu
- Dalam hal ada dua pemilihan putra dan putri, untuk pemilihan putra adalah masalah kombinasi 3 unsur dari 15, yaitu
Sedangkan untuk pemilihan putri adalah kombinasi 2 unsur dari 10 unsur, yaitu
Banyaknya kombinasi total adalah merupakan hasil kali antara keduanya, yaitu
(455)(45) = 20.475
Tidak ada komentar:
Posting Komentar